Friday, November 12, 2010

kebebasan berEKSPRESI

So many people got surprised when they saw my new hair look!
most of all questioned me why oh why.

Well, keinginan untuk memotong rambut panjang itu sudah ada jauuuuhhh hari sebelum wisuda. Alasan pertama, demi kesehatan rambut dan kepala. Tapi apa daya tak dapat segera direalisasikan karena saya ingin menggerai rambut ke samping ketika wisuda nanti (meskipun akhirnya rambut saya harus disanggul karena kerah kebaya yang berdiri terlalu sayang untuk ditutupi).

Alasan kedua, saat itu saya berpikir rasanya perlu suatu perubahan nyata yang menandai berakhirnya masa kuliah, berakhirnya masa sebagai mahasiswa. Yup, maklumlah. Meskipun sudah wisuda, saya masih harus setia mondar-mandir ke kampus setiap Senin-Rabu untuk asistensi.

Model rambut yang terpikir saat itu adalah model bob seperti Alexa Chung, Mariana Renata, atau Lily Allen. Tidak berani lebih pendek lagi karena saya tidak ingin terlihat seperti anak laki2. I'm afraid they would called me 'Daniel' not 'Stephanie' anymore.. haha :D


Di tengah kepenatan menjalani 'my full time and double jobs', saya ingat, Rabu pagi itu tiba2 saja saya berniat untuk membabat habis rambut panjang ini sampai sependek rambut Carey Mulligan! (siapaaa tauuuu dapet bonus cowo keren menyerupai Shia Labeouf :p)








Ini alasan ketiga, yang saya rasa justru menjadi alasan yang paling penting.
I'm really BORED with my life, my routine. But there's nothing I can do. So, just wanna cut my hair off!
Taaadaaaaa.....


Ngga sependek Carey, tapi ngga sepanjang Lily juga.
Aneh rasanya, ringan rasanya.
But, I like it! :)
the new hair cut really express what I feel inside.
More edgy, more brave, more energetic, more independent, more ME!

Meskipun ke-asimetris-annya membawa nuansa modern bahkan futuristik, tapi the classic idea is still here, as always. Seperti para perempuan pada tahun 1920-an yang terkekang standar keagamaan dan dominasi kaum Victorian. Mereka memilih untuk melakukan perubahan gaya rambut menjadi lebih pendek demi menunjukkan keinginan untuk bebas. Pada jaman itu rambut pendek menjadi simbol perempuan yang independen dan free-spirited!
So do I!

Thursday, August 5, 2010

ELLE era

Bulan baru. Waktunya dapet uang. Waktunya beli majalah.

Selalu antusias ketika melangkahkan kaki menuju tukang majalah.
Bahkan, ketika ide "Hari ini beli majalah ah!" muncul, mood saya bisa langsung membaik dan saya menjadi semangat :)

Yes, I love magazine. I worship magazine.
I can live without book, but I can not live without magazine.

Jenis majalah yang saya ikuti tentunya berubah-ubah, sesuai dengan perkembangan diri saya dan perkembangan jaman.
KawanKu, Gadis, dan CosmoGirl menemani saya melewati masa-masa remaja.
Transisi dari masa remaja menuju masa dewasa awal, saya mengikuti aliran yang diajarkan kakak-beradik Moran lewat GoGirl! Sesekali saya selingkuh dengan Looks yang lebih murah dan tipis.

Sekarang, saya masih ada pada tahap itu. Dewasa awal.
Tapi, mulai berasa lebih tua karena sekarang sudah resmi bekerja, bukan lagi kuliah.

Awalnya, belum ada niatan untuk berpindah hati ke majalah lain.
Saya masih mencari kedua majalah kesukaan saya itu.
Sayang, kami tidak berjodoh di tempat majalah yang saya datangi.

Tapi, saya HARUS beli majalah hari ini juga.

Ada yang menarik perhatian saya dari rak majalah di sana.
Bukan majalah baru, hanya tampilannya yang berbeda. Travel Size, katanya.


Cute! I like the size.
And I love the cover.
Not because I like Kristen Stewart. No offense, I'm not kind of her fans.
Love the cover because it is Black and White photograph.
And Kristen looks like Twiggy with that pose and style.

Hal penting lainnya yang menggugah hati untuk membeli majalah itu adalah artikelnya tentang Fashion Bloggers. And my favorite fashion blogger, Diana Rikasari was there! I think there's something I can learn from her and the others blogger to make my blog more fashion! Yup, saya memang sedang berencana mereformasi blog ini supaya tidak hanya berisi cerita, ungkapan hati, tapi juga apa yang menjadi passion saya, which is FASHION.
No doubt, I grabbed the magazine and took it home :)

So, welcome to the ELLE era!

Sunday, July 25, 2010

Rock-Chic/Ballet-Body

Everything happens for a reason.
Dan selalu akan ada pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kesalahan yang kita buat.

Well, setidaknya sekarang saya yakin dengan amat sangat bahwa saya tidak pernah, tidak sedang, dan (semoga) tidak pernah mencintai kamu.

You're a good friend, but not good enough to be my boyfriend.

I'm sorry I'm being cruel, but I don't have a heart for you, so does my mom.

The closer we get, the more I know that I just can't spend my whole life with a guy like you.

We're just too different.

And I prefer to choose him rather than you.

He.

Who's already touched me heart.


Mungkin dia tidak berpengetahuan mengenai Tuhan-nya seluas dan sedalam pengertianmu akan Sang Pencipta,
mungkin sepakbola atau futsal bukan olahraga favoritnya,
mungkin gaya hidupnya dipenuhi dengan kesenangan duniawi yang diiringi hembusan asap rokok dan motor,

Tapi, dia mampu mengisi kekosongan hati ini.

He's not perfect.

He doesn't have all of what I want for a man.

But, I guess it's alright.


Saya tidak perlu seorang pria yang terlalu 'tinggi' dalam berbahasa, karena akan membosankan.
Saya tidak perlu seorang pria yang terlalu sering berbicara, karena saya ingin ditanya dan didengarkan.
Saya tidak perlu seorang pria yang terlalu paham akan iman, karena saya pun bukan orang suci.
Saya tidak perlu seorang pria yang terlalu lurus dalam bertingkah laku, karena hidup itu penuh belokan dan hal-hal yang tidak terduga.

Maybe you think a girl like me needs a boy like you.

Well, you don't see through me, then.

You don't see that I have a rock-chic-soul on my ballet body.


Saya menganggap penting kehidupan spiritual dengan Sang Maha Kuasa, tapi saya 'memuja' fashion dan tidak ingin meninggalkannya.
Saya tidak menomorsatukan harta, tapi saya selalu menyediakan uang untuk hedonisme dan memanjakan diri.
Saya senang akan keteraturan, tapi percikan tinta yang tidak sengaja kadang akan membuat lukisan tampak lebih indah.
Saya merasa damai dalam kesunyian, tapi hingar bingar malam kadang menggoda dan terlalu sayang untuk dilewatkan.

So, just go!

We're clear now.

And don't ever think about me again.

Tuesday, July 13, 2010

~Dank U wel~

Kurang lebih sudah dua hari berlalu sejak berakhirnya Final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Nyanyian 'Waka-Waka' tidak lagi diputar sesering sebulan yang lalu. Tidak ada lagi liputan khusus dari Afrika Selatan. Tidak ada lagi pertandingan sepakbola yang dapat disaksikan dan memaksa saya untuk mengurangi jam tidur.
Yeah, the greatest game was over and the winner is SPAIN! So, congratulation, guys!

Jujur, kesedihan dan rasa kecewa masih ada dalam hati saya. We were so close to be a champion for the world for the first time!
Tidak, saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, apalagi jika harus menyalahkan pelatih Bert van Marwijk, John Heitinga yang mendapat kartu merah, ataupun pemain lain yang telah bekerja ekstra keras hingga membawa Belanda sampai pada final World Cup kali ini. Of course not!
Well, I know they could make it to the top but maybe they were just not lucky.


Menyedihkan memang melihat ekspresi kekecewaan dari setiap pemain Belanda ketika peluit wasit ditiup. Tanda pertandingan telah usai. Tanda habisnya waktu sehingga mereka tidak dapat membalas ketinggalannya. Tanda terkuburnya mimpi menjadi juara dunia untuk pertama kali.



Hmm, really. I've been there, guys.
Tentu saja bukan dalam suatu kompetisi dunia yang pasti sangat prestisius. Tentu saja bukan dalam kapasitas mengharumkan nama bangsa dan ditonton oleh seantero penduduk dunia.
Hanya kompetisi antara Fakultas Psikologi se-Bandung Raya.

Dua kali mengikuti kompetisi tersebut, saya dan tim hanya mampu mempertahankan gelar juara ke-dua. Sebaik apapun permainan kami, hanya itu gelar yang pantas kami sandang.
Pada tahun pertama kami mengikuti kompetisi itu, kekalahan yang kami peroleh tidak terlalu mengecewakan, bahkan membanggakan! Sebagai tim baru yang bahkan tidak terlalu diminati dan mungkin hanya dipandang sebelah mata, kami berhasil membawa prestasi.
Pada tahun kedua yang juga merupakan tahun terakhir saya menjaga gawang untuk tim futsal putri FP UKM, gelar juara ke-dua yang berhasil kami pertahankan justru membuat saya sangat kecewa dan menyesali apa yang terjadi selama pertandingan final tersebut dan apa yang terjadi dalam tim.
Yeah, we were so close to be a champion too! Lawan kami tidak setangguh tahun sebelumnya, tapi kami kehabisan pemain, kami kehabisan tenaga.

Mungkin, seorang Giovanni van Bronckhorst juga merasakan apa yang saya rasakan. Kami sama-sama tidak dapat mencapai gelar tertinggi sebagai juara pertama untuk menutup karir kami. Apa yang dapat saya katakan kepadanya adalah "It's OK, Gio. You did a good job as a captain, as a player. At least you made #oranje played in final"
Bunch of thanks and hugs :)

Hopefully, I can see him again someday like Frank de Boer and Phillip Cocu. Yes, maybe someday you will be an official, a coach assistant, or maybe a real coach! :D

And, for all the players in Netherlands' Team, I just wanna say "Dank U wel" for made the journey so far! Sejak jatuh cinta pada pandangan pertama di tahun 1998, rasanya inilah prestasi tertinggi timnas Belanda yang pernah saya lihat. Kalian pantas mendapatkan bintang jasa "Knight in the Order of Oranje Nassau" dari Perdana Menteri Jan Peter Balkenende.
However, you did good job, guys!
You are the best!

Friday, July 9, 2010

Here comes the RESULT

Like what I promised on my previous post, now I'm gonna tell you the result..

For the final of World Cup 2010, my wish comes true! Yeaayyy!!
Netherland vs Spain : Senin, 12 Juli 2010 pk. 01.30 WIB - selesai
So, it's gonna be a new champion for the competition! Serruuuu...!!! Hahaha
Saya tau bahwa Paul "Si Gurita Peramal" itu lebih memilih kotak makanan dengan bendera Spanyol di atasnya, tapi sebagai pencinta sejati Holland sejak 12 tahun yang lalu, saya tetap berharap Belanda-lah juara dunianya!! Come on, just make my wish comes true for one more time :) hahaha

The second result I promised to share is my final..
Yups, sejak hari Kamis, 8 Juli 2010 lewat tengah hari, nama saya resmi bertambah panjang menjadi Stephanie Dwipratiwi Lesmana, S.Psi.
Wooohhoooo!!!
Puji Tuhan, sidangnya berjalan cukup lancar. Setidaknya saya bisa mengatasi ketakutan dan kecemasan yang tentu saja bisa membuat saya tidak mampu berpikir jernih. Memang ada beberapa pertanyaan dari dosen yang sulit untuk saya jawab, tapi rasanya saya berhasil untuk tetap konsentrasi pada pertanyaan-pertanyaan berikutnya daripada memikirkan dan menyesali pertanyaan-pertanyaan yang tidak saya jawab dengan sempurna.
Tapi, hal yang paling membahagiakan adalah bagian ketika saya mendengar bahwa saya dinyatakan lulus dengan predikat cum-laude!! Bahkan dengan IPK akhir yang tingginya tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.. Wooowww!!!
Oh God, really. Thanks for make my mom's dream comes true!! I'm so couldn't do it without You! :)


Setelah final Piala Dunia 2010 digelar, negara manapun yang menjadi juara pasti akan merasa bahagia dan para pendukungnya pasti akan merasa bangga.. Begitu juga setelah gelar Sarjana Paikologi disandang, kebahagiaan dan kebanggaan juga dirasakan saya dan para pendukung di balik kesuksesan sidang kemarin..
Tapi kemenangan tidak hanya meninggalkan euphoria..
Masih ada tanggung jawab yang harus dipikul agar gelar juara memang layak dialamatkan kepada mereka.. Begitu pun dengan gelar yang ada di belakang nama saya sekarang. Tanggung jawab penuh untuk menjaganya dengan sebaik-baiknya..

Dan hidup tidak berhenti sampai di sini. Perjalanan panjang masih harus dilalui meskipun jalannya tidak di sana lagi.
Another new experience will come.
And I'm so ready for it!