Tuesday, July 13, 2010

~Dank U wel~

Kurang lebih sudah dua hari berlalu sejak berakhirnya Final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Nyanyian 'Waka-Waka' tidak lagi diputar sesering sebulan yang lalu. Tidak ada lagi liputan khusus dari Afrika Selatan. Tidak ada lagi pertandingan sepakbola yang dapat disaksikan dan memaksa saya untuk mengurangi jam tidur.
Yeah, the greatest game was over and the winner is SPAIN! So, congratulation, guys!

Jujur, kesedihan dan rasa kecewa masih ada dalam hati saya. We were so close to be a champion for the world for the first time!
Tidak, saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, apalagi jika harus menyalahkan pelatih Bert van Marwijk, John Heitinga yang mendapat kartu merah, ataupun pemain lain yang telah bekerja ekstra keras hingga membawa Belanda sampai pada final World Cup kali ini. Of course not!
Well, I know they could make it to the top but maybe they were just not lucky.


Menyedihkan memang melihat ekspresi kekecewaan dari setiap pemain Belanda ketika peluit wasit ditiup. Tanda pertandingan telah usai. Tanda habisnya waktu sehingga mereka tidak dapat membalas ketinggalannya. Tanda terkuburnya mimpi menjadi juara dunia untuk pertama kali.



Hmm, really. I've been there, guys.
Tentu saja bukan dalam suatu kompetisi dunia yang pasti sangat prestisius. Tentu saja bukan dalam kapasitas mengharumkan nama bangsa dan ditonton oleh seantero penduduk dunia.
Hanya kompetisi antara Fakultas Psikologi se-Bandung Raya.

Dua kali mengikuti kompetisi tersebut, saya dan tim hanya mampu mempertahankan gelar juara ke-dua. Sebaik apapun permainan kami, hanya itu gelar yang pantas kami sandang.
Pada tahun pertama kami mengikuti kompetisi itu, kekalahan yang kami peroleh tidak terlalu mengecewakan, bahkan membanggakan! Sebagai tim baru yang bahkan tidak terlalu diminati dan mungkin hanya dipandang sebelah mata, kami berhasil membawa prestasi.
Pada tahun kedua yang juga merupakan tahun terakhir saya menjaga gawang untuk tim futsal putri FP UKM, gelar juara ke-dua yang berhasil kami pertahankan justru membuat saya sangat kecewa dan menyesali apa yang terjadi selama pertandingan final tersebut dan apa yang terjadi dalam tim.
Yeah, we were so close to be a champion too! Lawan kami tidak setangguh tahun sebelumnya, tapi kami kehabisan pemain, kami kehabisan tenaga.

Mungkin, seorang Giovanni van Bronckhorst juga merasakan apa yang saya rasakan. Kami sama-sama tidak dapat mencapai gelar tertinggi sebagai juara pertama untuk menutup karir kami. Apa yang dapat saya katakan kepadanya adalah "It's OK, Gio. You did a good job as a captain, as a player. At least you made #oranje played in final"
Bunch of thanks and hugs :)

Hopefully, I can see him again someday like Frank de Boer and Phillip Cocu. Yes, maybe someday you will be an official, a coach assistant, or maybe a real coach! :D

And, for all the players in Netherlands' Team, I just wanna say "Dank U wel" for made the journey so far! Sejak jatuh cinta pada pandangan pertama di tahun 1998, rasanya inilah prestasi tertinggi timnas Belanda yang pernah saya lihat. Kalian pantas mendapatkan bintang jasa "Knight in the Order of Oranje Nassau" dari Perdana Menteri Jan Peter Balkenende.
However, you did good job, guys!
You are the best!

No comments:

Post a Comment